Showing posts with label story. Show all posts
Showing posts with label story. Show all posts

29.10.09

Takdir Pertemuan

Biarlah Anda yang menentukan siapa berutang kepada siapa.

Hubungan antara Laurie dan ibunya sangat rumit. Ayahnya telah meninggalkan mereka demi wanita lain ketika Laurie baru tiga bulan.

Setiap beberapa tahun, ibunya akan membawanya pindah ke kota yang baru. Sering berpindah-pindah membuat Laurie merasa seolah-olah dia tidak punya kampung halaman. Karena ia harus pindah sekolah berkali-kali, dia tidak punya teman tetap. Dia tidak pernah memaafkan ibunya karena kehilangan ini.

Dia mulai bertengkar dengan ibunya, baik sengaja maupun tidak sengaja. Kalau ibunya memintanya untuk pergi ke timur, ia akan pergi ke barat. Kalau ibunya memintanya untuk membeli gula, dia akan pulang membawa garam. Meskipun dia dan ibunya bersama-sama sepanjang waktu, hati mereka terpisah sepuluh ribu mil.

Ketika ibunya membawanya ke gereja, Laurie berdoa, "Tuhan, jika Engkau benar-benar mencintai anak-anak-Mu, mengapa Engkau mengatur saya bersama seorang ibu semacam ini?"

'Perang dingin' antara ibu dan anak ini berakhir pada hari ulang tahunnya yang kedelapan belas. Bagaikan burung keluar sangkar, dia segera pindah. Tak lama kemudian, ia menikah, tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Ibunya tiba-tiba didiagnosa menderita kanker dan meninggal dalam waktu enam bulan.

Ketika ia mendengar berita ini, Laurie tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Ia ingin menangis tapi ia juga ingin tertawa. Air mata memenuhi seluruh wajahnya. Tak lama kemudian dia sangat menyesali masa lalunya dan mengingat kembali semua kebaikan ibunya.

Dalam angin dan hujan, adalah ibunya yang telah membawa dia ke rumah sakit dan mengawasinya sepanjang malam. Semua hadiah di bawah pohon Natal itu untuk dirinya sementara ibunya tidak punya satupun. Pada hari sebelum ulang tahunnya, adalah ibunya yang sampai larut malam memanggang kue pestanya meskipun dia tidak punya banyak teman-teman kecil. Ketika ia bermain bisbol atau sepak bola, adalah ibunya yang bersorak untuknya di bawah terik matahari. Adalah ibunya yang mengantarnya ke sekolah dan menjemputnya selama bertahun-tahun.

Semakin Laurie berpikir, semakin dia menyesali kesalahannya dan dia menjadi semakin sedih. Ia jatuh sakit. Sebelas tahun kemudian, ketika ia datang ke klinik saya, separuh rambutnya sudah memutih. Dia baru tiga puluh tahun lebih, cukup muda untuk punya anak, tapi dia menderita penyakit hypochondria (bersedih hati), nyeri otot, dan gejala sindrom perimenopause (manopaus sebelum waktunya).
Takdir Pertemuan Tidak Terbentuk dalam Satu Masa Kehidupan

Bagaimana mungkin seorang wanita berusia awal tiga puluhan memiliki gejala-gejala ini? Saya bertanya tentang riwayat kesehatan keluarganya. Segera setelah saya bertanya tentang ibunya, ia bercucuran air mata, dan hampir tidak bisa bicara karena menangis. Lalu ia menceritakan kisahnya sedikit demi sedikit.

Dia menggambarkan secara rinci bagaimana ia menentang ibunya dan bagaimana ia mempermalukan ibunya dengan membuat adegan-adegan di depan teman-temannya. Dia menyesal karena tidak punya kesempatan untuk meminta maaf kepada ibunya atau untuk membayar kembali semua yang telah diberikan ibunya.

Saya tahu tidak ada obat yang bisa menyembuhkan penyeselannya dan juga melepas simpul di hatinya. Namun, saya segera melihat ada suatu mimpi yang dapat menyembuhkan penyakitnya.

Suatu hari, Laurie melihat ibunya dalam mimpi. Dia menangis meminta ibunya untuk memaafkan dia, mengatakan bahwa ia sangat merindukannya dan menyatakan penyesalan.

Meskipun demikian, ibunya memarahi dia dengan tegas: "Berhentilah menangis! Sejak saya melahirkan kamu, saya tidak pernah mengalami hari baik, dan adalah karena kamu saya mati terlalu muda. Kematian saya adalah salahmu. Sekarang bahkan di dunia bawah, saya masih mencari kesempatan untuk membalas. Saya mempunyai urusan dengan penyakit kamu. Ketika saya hidup di dunia, saya adalah ibumu. Sekarang saya sudah mati, kita adalah musuh."

Laurie sangat terkejut. Dia teringat kejadian-kejadian masa kecilnya dan berpikir, "Saya sakit karena Anda, tapi Anda menyalahkan saya karena menyakiti Anda. Apa yang harus saya lakukan?" Dengan marah, ia terbangun dan teringat jelas dengan mimpi ini. Dia menyesali kemarahannya, tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Ketika Laurie datang ke klinik dan menceritakan mimpinya, dia tidak bisa tenang. Dia ingin tahu pendapat saya.

Saya berpikir sejenak dan berkata padanya, "Kemarahan dapat menyebabkan penyakit tetapi juga dapat mengobati penyakit. Anda sangat kehilangan ibu anda yang anda derita begitu lama. Tidak ada obat yang bisa membantu anda. Sekarang anda marah, dan kemarahan itu bisa melepas simpul ini segera. Anda bisa melihat betapa sulitnya ibu anda mencoba membantu anda. Dikatakan bahwa tidak seorangpun mengenal anak lebih daripada sang ibu. Hal ini terjadi karena ibu anda masih merawat anda. Meskipun dia berada di dunia bawah, dia masih tidak ingin melihat anda kesakitan dan dengan menggunakan 'arti yang berlawanan' dia telah membebaskan anda dari rasa sakit. Anda harus berterimakasih padanya. "

Laurie mendengarkan saya dan sepertinya mengerti. Dia menenangkan diri dan kemudian meninggalkan klinik. Sejak itu, ia telah kembali beberapa kali. Dia telah sepenuhnya pulih dari penyakit.

biarlah Anda yang memutuskan siapa yang berutang kepada siapa. (bud)

9.9.09

mom and son



My mom only had one eye. I hated her, she was such an embarrassment. My mom ran a small shop at a flea market.She collected little weeds and such to sell, anything for the money we needed she was such an embarrassment.There was this one day during elementary school. I remember that it was field day, and my mom came. I was so embarrassed. How could she do this to me? I threw her a hateful look and ran out. The next day at school..."Your mom only has one eye?!" and they taunted me.

I wished that my mom would just disappear from this world so I said to my mom, "Mom, why don't you have the other eye?! You're only going to make me a laughingstock. Why don't you just die?" My mom did not respond. I guess I felt a little bad, but at the same time, it felt good to think that I had said what I'd wanted to say all this time.

Maybe it was because my mom hadn't punished me, but I didn't think that I had hurt her feelings very badly.

That night...I woke up, and went to the kitchen to get a glass of water. My mom was crying there, so quietly, as if she was afraid that she might wake me. I took a look at her, and then turned away. Because of the thing I had said to her earlier, there was something pinching at me in the corner of my heart. Even so, I hated my mother who was crying out of her one eye. So I told myself that I would grow up and become successful, because I hated my one-eyed mom and our desperate poverty.

Then I studied really hard. I left my mother and came to Seoul and studied, and got accepted in the Seoul University with all the confidence I had. Then, I got married. I bought a house of my own. Then I had kids, too. Now I'm living happily as a successful man. I like it here because it's a place that doesn't remind me of my mom.

This happiness was getting bigger and bigger, when someone unexpected came to see me "What?! Who's this?!"... It was my mother...Still with her one eye. It felt as if the whole sky was falling apart on me. My little girl ran away, scared of my mom's eye.

And I asked her, "Who are you? I don't know you!!!" as if I tried to make that real. I screamed at her "How dare you come to my house and scare my daughter! Get out here now!" And to this, my mother quietly answered, "oh, I'm so sorry. I may have gotten the wrong address," and she disappeared. Thank good ness... she doesn't recognize me. I was quite relieved. I told myself that I wasn't going to care, or think about this for the rest of my life.

Then a wave of relief came upon me... one day, a letter regarding a school reunion came to my house. I lied to my wife saying that I was going on a business trip. After the reunion, I went down to the old shack, that I used to call a house...just out of curiosity there, I found my mother fallen on the cold ground. But I did not shed a single tear. She had a piece of paper in her hand.... it was a letter to me.

She wrote...

My Son,
I think my life has been long enough now. And... I won't visit Seoul anymore... but would it be too much to ask if I wanted you to come visit me once in a while? I miss you so much. And I was so glad when I heard you were coming for the reunion. But I decided not to go to the school.... For you... I'm sorry that I only have one eye, and I was an embarrassment for you.

You see, when you were very little, you got into an accident, and lost your eye. As a mother, I couldn't stand watching you having to grow up with only one eye... so I gave you mine... I was so proud of my son that was seeing a whole new world for me, in my place, with that eye. I was never upset at you for anything you did. The couple times that you were angry with me. I thought to myself, 'it's because he loves me.' I miss the times when you were still young around me.

I miss you so much. I love you. You mean the world to me. My world shattered! Then I cried for the person who lived for me.
Your Mother.

from Dirham Prabu's Note

Love story

10th Grade:-
As I sat there in English class,
I stared at the girl next to me.
She was my so called 'best friend'.
I stared at her long, silky hair,
and wished she was mine.
But she didn't notice me like that,
and I knew it.
After class,
she walked up to me and asked me for
the notes she had missed the day before.
I handed them to her.She said 'thanks'
and gave me a kiss on the cheek.
I want to tell her, I want her to know
that I don't want to be just friends,
I love her but I'm just too shy,
and I don't know why.

11th grade:-
The phone rang. On the other end,
it was her. She was in tears,
mumbling on and on about how
her love had broke her heart.
She asked me to come over
because she didn't want to be alone, So I did.
As I sat next to her on the sofa, I stared at her
soft eyes, wishing she was mine.
After 2 hours, one Drew Barrymore movie,
and three bags of chips,
she decided to go home.
She looked at me, said 'thanks'
and gave me a kiss
on the cheek..I want to tell her,
I want her to know that
I don't want to be just friends,
I love her but I'm just too shy,
and I don't know why.

Senior year:-
One fine day she walked to my locker.
"My date is sick" she said,
"hes not gonna go" well,
I didn't have a date, and in 7th grade,
we made a promise that
if neither of us had dates,
we would go together just as 'best friends'.
So we did.
That night, after everything was over,
I was standing at her front door step.
I stared at her as She smiled at me
and stared at me with her crystal eyes.
Then she said- "I had the best time, thanks!"
and gave me a kiss on the cheek.
I want to tell her,
I want her to know
that I don't want to be just friends,
I love her but I'm just too shy,
and I don't know why.

Graduation:-
A day passed, then a week, then a month.
Before I could blink, it was graduation day.
I watched as her perfect body
floated like an angel
up on stage to get her diploma.
I wanted her to be mine-but
she didn't notice me like that, and I knew it.
Before everyone went home,
she came to me in her smock and hat,
and cried as I hugged her.
Then she lifted her head from my shoulder
and said- 'you're my best friend,
thanks' and gave me a kiss on the cheek.
I want to tell her,
I want her to know
that I don't want to be just friends,
I love her but I'm just too shy,
and I don't know why.

Marriage:-
Now I sit in the pews of the church.
That girl is getting married now.
and drive off to her new life,
married to another man.
I wanted her to be mine,
but she didn't see me like that,
and I knew it.
But before she drove away,
she came to me and said 'you came !'.
She said 'thanks' and kissed me on the cheek.
I want to tell her,
I want her to know
that I don't want to be just friends,
I love her but I'm just too shy,
and I don't know why.

Death:-
Years passed, I looked down at the coffin
of a girl who used to be my 'best friend'.
At the service, they read a diary entry
she had wrote in her high school years.
This is what it read:
'I stare at him wishing he was mine,
but he doesn't notice me like that,
and I know it.
I want to tell him,
I want him to know that
I don't want to be just friends,
I love him but I'm just too shy,
and I don't know why.
I wish he would tell me he loved me !
.........'I wish I did too...'

I thought to my self, and I cried.


From Dirham Prabu's Note


17.6.09

Si kaya & si miskin

Si kaya & si miskin


Suatu hari, Seorang ayah dari keluarga yang makmur mengajak anak lelakinya pada suatu daerah untuk memperlihatkan padanya bagaimana kehidupan masyarakat miskin. Mereka menghabiskan beberapa waktu dan malam dipeternakan untuk merasakan kehidupan keluarga miskin. Dalam perjalanan pulang, sang ayah bertanya pada anak lelakinya.

Bagaimana perjalanannya?

Ini menyenangkan, Ayah.

Apakah kamu bisa melihat kehidupan orang miskin? Tanya sang Ayah.

Oh Ya, jawab anak lelaki.
Jadi, katakan padaku, apa yang kamu pelajari dari perjalanan ini? Tanya sang Ayah.

Jawab sang anak:

Aku melihat bahwa kita punya 1 ekor anjing dan mereka punya 4 ekor anjing.

Kita punya kolam renang yang menjangkau taman kita dan mereka punya teluk yang tak berujung…..

…Kita punya lampu taman buatan luar negeri dan mereka punya bintang dilangit malam.Teras belakang kita menjangkau pekarangan dan mereka punya seluruh alam semesta.
Kita punya sejengkal tanah untuk hidup dan mereka punya ladang luas untuk hidup selamanya

…Kita punyak banyak pembantu yang melayani kita, tapi mereka saling melayani.Kita selalu membeli makan, tapi mereka meyediakan sendiri. Kita punya dinding-dinding untuk melindungi harta benda kita. Mereka punya teman untuk melindungi mereka

Sang Ayah hanya terdiam terpaku. Lalu sang anak menambahkan ,Terimakasih Ayah untuk menunjukkan seberapa miskinnya kita.


From my friend - Willy Kornelius - ^^ a nice story